Nilai Fundamental BCA Kokoh, Ini Rekomendasi Saham BBCA dari Analis

3 days ago 4

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dinilai mempunyai ketahanan cardinal di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan. Para analis menilai, hal ini bisa menjadi modal saham BBCA untuk bisa bangkit.

Pada semester I 2025, BBCA meraup laba bersih Rp 29 triliun atau naik 8 persen dibanding periode sama tahun lalu, setara hampir 50 persen dari proyeksi tahunan dari para analis.

Kinerja tersebut ditopang pertumbuhan kredit 12,9 persen secara tahunan, dengan porsi terbesar dari segmen korporasi yang naik 16 persen, disusul komersial 13 persen, serta SME 11 persen. Net Interest Margin (NIM) stabil di kisaran 5,8 persen. Sementara rasio dana murah (current relationship redeeming account/CASA) meningkat menjadi 83 persen, mempertegas dominasi BBCA dalam likuiditas dana murah.

Analis Buana Capital James Stanley Widjaja memandang, kekuatan dana murah tetap menjadi fondasi utama BBCA. BCA menjaga indebtedness to deposits ratio (LDR) di level 78 persen sehingga likuiditas tetap ample untuk mengejar peluang di paruh kedua 2025, sekaligus menjaga biaya dana (CoF) tetap rendah di 1,1 persen.

Baca juga: IHSG Sesi I Turun 2 Persen, Pasar Saham Hadapi Sentimen Negatif Imbas Rentetan Demo

“Kami mempertahankan rekomendasi BUY dengan people harga Rp11.150, memberikan potensi kenaikan 33 persen. Fundamental slope tetap kokoh meski terdapat tekanan kualitas aset, dan kami melihat peluang loan growth 6–8 persen masih feasible,” ujarnya dalam keterangan, Jumat (29/8/2025).

Hal serupa disampaikan analis Ciptadana Sekuritas, Erni Marsella Siahaan. Ia menyebutkan, kinerja BBCA pada semester I-2025 cukup solid, dengan borderline bunga bersih (NIM) terjaga 5,8 persen dan biaya operasional terkendali.

Pihaknya pun mempertahankan rekomendasi Buy untuk saham BBCA dengan people harga di Rp 11.600 per saham.

“Kami melihat BBCA tetap menjadi salah satu saham pilihan utama, berkat profil laba yang defensif, kualitas aset yang terjaga, serta franchise pendanaan yang terdepan di industri. Faktor-faktor ini membuat BBCA berada dalam posisi yang kuat di tengah ketidakpastian makroekonomi,” jelasnya.

Adapun OCBC Sekuritas dalam risetnya menyoroti 4 faktor yang membuat saham BBCA layak untuk dicermati.

Pertama, pertumbuhan kredit yang solid, sejalan dengan kebijakan moneter yang lebih akomodatif, peningkatan belanja pemerintah, serta pemulihan pertumbuhan ekonomi. Kedua, likuiditas dan permodalan yang kuat, untuk mengakomodasi peningkatan permintaan kredit.

Ketiga, prinsip penyaluran kredit yang pruden, tercermin dari Loan astatine Risk (LAR) yang relatif rendah dan coverage ratio yang solid, menjadikan BBCA sebagai pilihan dalam menghadapi potensi guncangan.

Keempat, pendapatan berbasis komisi yang meningkat, efisiensi yang membaik, serta penguatan CASA melalui pengembangan perbankan digital.

”Kami tetap mempertahankan rekomendasi BUY dengan people harga di Rp11.000 per saham, dengan asumsi ROE 20,7 persen dan cost of equity 9,8 persen,” kata analis OCBC Sekuritas Budi Rustanto.

Dengan valuasi saat ini di kisaran 3,6–3,8x PBV 2025F, BBCA diperdagangkan di bawah rata-rata historisnya yang di atas 4x. Secara historis, setiap kali saham berada di country ini, biasanya terjadi method rebound.

Selain itu, capitalist juga menanti dividen interim pada akhir tahun ini serta dividen last tahun depan, dengan output yang diperkirakan stabil di 3,5–4 persen per tahun. Likuiditas kuat dengan CAR di atas 28 persen memberi ruang tambahan bagi potensi peningkatan dividen.

Secara keseluruhan, meski terdapat risiko kualitas aset yang perlu dicermati, konsensus analis masih menempatkan BBCA sebagai salah satu apical prime di sektor perbankan Indonesia.

Pada perdagangan Jumat (29/8/2025), saham BBCA ditutup turun 3 persen ke posisi Rp 8.075.

Baca juga: Saham Perbankan Mulai Menguat, Saatnya Investor Masuk?

Disclaimer: Artikel ini bukan ajakan untuk membeli atau menjual saham. Semua rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan investor. Pastikan untuk melakukan riset menyeluruh sebelum membuat keputusan investasi.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!

Read Entire Article









close
Banner iklan disini